Rustan Ibnu Abbas

Memotivasi, Mencerdaskan, Inspirastif


Tinggalkan komentar

Percayalah dengan Naskahmu, Ia Pasti Memiliki Jodohnya

innovation-in-the-publishing-industry

Nasihat dari mentor menulis saya ini selalu teringat ketika awal mulai menulis buku, selalu menjadi pengingat dan motivasi kala sedang kurang bersemangat menulis.

Sebagian dari kita memiliki tujuan menulis untuk menghasilkan karya berupa buku. Ya betul, sebuah buku.

Kenapa? Karena dengan memiliki buku sendiri ada kepuasan batin yang tak ternilai dengan uang.

Bisa dibayangkan berapa energi yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah naskah, mulai dari mencari ide, referensi, berkorban waktu untuk menulis sampai mencarikan penerbit yang cocok dengan tema tulisan yang dibuat. Persoalan banyak peminat untuk membeli atau tidak itu urusan yang lain.

Naskah buku yang diselesaikan dengan waktu yang lama, menyisakan satu tahapan lagi yakni mencarikan “jodoh penerbit” yang tepat. Karena tidak semua penerbit bisa menerbitkan buku dengan tema tertentu.

Mereka memiliki kategori buku yang akan dicetaknya sendiri. Tentu, dengan hitung-hitungan potensi penjualan bisa laku atau tidak.

Nah di sinilah letaknya mencari jodoh penerbit itu, susah-susah gampang.

Maka sebagai penulis pemula kita dituntut untuk lihai melihat segmen apa yang dibutuhkan penerbit. Mencari tahu jenis buku apa yang diterbitkan oleh penerbit dengan melihat buku yang sudah di terbitkan.

Selain aktif melihat hasil terbitan, kita bisa juga menanyakan langsung ke penerbitnya melalui media sosial. Maka, perbayak berteman dan follow dengan penulis, editor, dan penerbit perlu juga.

Dengan mengikuti sosial medianya kita akan lebih update informasi jenis buku yang mereka butuhkan. Setelah itu tawarkanlah naskah bukumu yang telah selesai.

Biasanya kita diminta untuk mengirimkan langsung ke alamat email penerbit dan diminta menunggu paling lama 3 bulan untuk evaluaisi naskah diterima atau ditolak.

Bila naskah diterima dan ditawarkan untuk diterbitkan maka sisa menunggu surat perjanjian kerja sama penerbitan. Namun bila ditolak maka bersiap-siaplah mencari jodoh penerbit yang lain. Jangan menyerah bila pernerbit pertama yang menolak itu bukan berarti tulisannya jelek.

Seringkali penerbit menolak karena memang belum memprioritaskan naskah untuk segera diterbitkan, atau boleh jadi ada naskah yang sejenis yang duluan masuk dan sudah sudah siap diterbitkan.

Dalam proses pencarian jodoh ini, usahakan agar tetap menulis naskah berikutnya.

Data dari IKAPI ternyata ada lebih seribu penerbit buku di Indonesia. Itu artinya penolakan satu penerbit masih ada ribuan penerbit lain yang siap menampung naskah buku kita. Tinggal kita pintar-pintar memilih penerbit yang sesuai dengan tema tulisannya.

Hal ini juga harusnya semakin memberi semangat agar lebih giat lagi menulis. Karena peluang diterbitkan buku juga sangat besar.

Hal lain yang tetap harus diperhatikan adalah senantiasa melatih memperbaiki kualitas tulisan. Tulisan yang amburadul tentu tidak akan dilirik oleh penerbit.

Melatih menulis tiap hari sebagai sarana memperbaiki tulisan, bisa dilakukan melalui media seperti http://www.kompasiana.com atau melalui blog pribadi.

Latihan menulis akan membuat tulisan jadi lebih menggigit. Termasuk dalam hal ini adalah senantiasa berteman dengan teman yang memiliki hobi yang sama.

Tak hanya itu, bergabung di komunitas menulis juga bisa jadi pilihan agar kita tetap bersemangat menulis.

~Tulisan Ini saya copy dari Kompasiana.com~ Silahkan kunjungi di ;

https://www.kompasiana.com/rustanibnuabbas/5b87493e12ae94726a2cf6a3/percayalah-naskahmu-pasti-memiliki-jodohnya-sendiri


Tinggalkan komentar

5 Waktu Terbaik Menemukan Ide Brillian Menulismu

5 WaktuMenulis merupakan aktivitas yang menyenangkan untuk sebagian orang, namun sangat menyiksa sebagian yang lain. Masalah yang sering muncul adalah susahnya mencari ide menulis, bagaimana konsisten menulis sampai menghasilkan sebuah karya. Menemukan ide menulis itu kadang memang aneh, seperti jailangkung datang tak diundang pergi tak diantar. Ide bisa datang dari mana saja dan dimana saja bahkan tidak sedikit penulis yang mendapatkan ide menulis dari mimpinya.

Sebenarnya kalau kita mau meninjau secara ilmiah munculnya ide kreatif menulis karena dari usaha berpikir kreatif artinya usaha yang serius mencari sumber bacaan atau ide dari diskusi-diskusi dengan orang-orang yang sudah berkompeten dibidang kepenulisan. Sering kali ide muncul juga pada saat kita berada pada kondisi santai pikiran rileks. Sebab pada kondisi ini pikiran bisa mengakses semua sumber ide brillian yang kadang tersimpan dipikiran bawah sadar. Itulah mengapa seorang penulis biasanya penulis selalu menyiapkan buku catatan kecil agar ketika ide itu datang segera menuliskan biar tidak berlalu begitu saja.

Berikut 5 waktu terbaik untuk bisa menemukan ide menulis :

1. Pada waktu subuh

Saya banyak menemukan penulis merekomendasikan untuk menulis pada saat subuh hari, bahkan ada yang memulai mencari ide kreatif untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari dimulai pada saat subuh hari. Saya sangat terkesan bagaimana pengacara kondang Hotman Paris ketika membagikan sukses sebagai pengacara ternyata beliau memulainya disubuh hari untuk memikirkan persoalan kasus-kasus yang bernilai milyaran dan mendapatkan ide terbaik pada saat subuh hari.

Kenapa pada saat subuh merupakan waktu yang sangat efektif untuk menemukan ide menulis? karena waktu subuh kondisi badan dan otak masih segar setelah beristirahat, belum ada gangguan konsentrasi secara visual dan pendengaran. Hormon serotonin yang ada di dalam tubuh terus diproduksi sewaktu tidur Hormon ini juga berfungsi untuk membantu mengatur tidur, nafsu makan, dan mood. Hormon tersebut mempunyai fungsi menurunkan tingkat stress sehingga lebih nyaman untuk berpikir. Masih belum banyak berpikir tentangang persoalan-persoalan lain yang bisa menyita konsentrasi. Kondisi yang rileks seperti ini menyebabkan munculnya ide-ide segar yang kadang terlewat jika melakukan banyak aktivitas

2. Pada saat liburan

Berlibur ke tempat yang indah juga bisa membangkitkan ide brilian menulis. Banyak hal-hal baru yang bisa temukan. Saat berlibut biasanya kita membebaskan diri dari rutinitas sehari-hari yang kadang membosankan. Hati bahagia akan membangkitkan gairah menulis. Hal ini didukung oleh suasana dan lingkungan yang baru, tentu saja semakin membuat nyaman menemukan ide menulis. Dalam kondisi santari kita biasanya mengarahkan fokus perhatian ke dalam diri. Berbeda ketika kita banyak kesibukan, biasanya kita lebih banyak memperhatikan hal-hal yang berada diluar tubuh kita.

3. Pada saat di Kamar Mandi/WC

Betul, banyak yang menyampaikan bahwa kadang ide menulisnya bisa ditemukan pada saat mandi atau lagi Buang air besar (BAB). Pada saat mandi hormon dopamin biasanya dilepaskan, hormon ini berfungsi membuat diri bisa berpikir kreatif. Shelley H. Carson, psikolog dan peneliti di Harvard University yang juga penulis buku Your Creative Brain: Seven Steps to Maximize Imagination, Productivity, and Innovation in Your Life (2012) mengatakan bahwa kamar mandi juga akan membangkitkan memori pikiran bawah sadar yang akan dikirimkan kepikiran sadar berupa ide-ide cemerlang.

Termasuk juga banyak yang mengatakan ide menulis banyak didapatkan ketika sedang BAB. Sedikit agak jorok membahasnya disini namun ini adalah fakta. Sebab pada kondisi ini seseorang melepaskan “sesuatu” yang membebani dan ketika itu sudah dilepaskan akan meringankan perasaan dan semakin nyaman untuk berpikir. Bagamana dengan anda.?

4. Pada saat Marah

Sebagian mungkin tidak sependapat dengan hal ini. Namun kenyataan justru ketika dalam kondisi marah entah mengapa pikiran menjadi sangat encer. memori-memori yang sudah lama biasanya kembali teringan dengan sangat jernih. Salah satu cara melampiaskan marah yang sangat direkomendasikan adalah dengan menulis. Pengalaman pribadi juga demikian, ketika dalam kodisi marah maka saya melampiakannya dengan menulis dan ternyata bisa lebih produktif dibandingkan dalam kondisi biasa. Barangkali kreatifitas menulis ini disebabkan meningkatnya hormon adrenanlin hormon ini berfungsi mempercepat metabolisme tubuh, mempercepat pengiriman oksigen dan glukosa ke otot dan otak.

5. Pada saat berkendara

Ini tidak direkomendasikan, namun kenyataannya demikian. Saya belum tahu kenapa banyak ide-ide bersileweran ketika mengendarai kendaraan. Mungkin didukung oleh keadaan dimana bisa bersantai mengendarai kendaraan. sekali lagi hal ini tidak direkomendasikan karena bisa berakibat fata bila tidak konsentrasi membawa kendaraannya.

Bila menulis dijadikan bagian yang tidak boleh terlewatkan dalam sehari karena sangat nikmat. Maka saya yakin bisa menghasilkan karya-karya yang bisa dinikmati oleh orang lain. Tidak peduli tulisan kita belum berkualitas, namun harus tetap berproses karena semua penulis yang sudah terkenal sekarang memulainya dengan bersusah payah sampai bisa diterima dan dinikmari masyarakat. Mulailah menulis dari sekarang dan temukan ide brilian yang akan menjadi berlian dikemudian hari. Amiin

Salam SMILE

~Rustan Ibnu Abbas


Tinggalkan komentar

Menulis dan Membaca Terapi Jiwa

Happy-Boy-Student-820x380

Oleh : Rustan Ibnu Abbas

Menulis dan membaca, untuk sebagian orang merupakan aktivitas yang sangat berat dan membosankan, tapi sebagian yang lain membaca dan menulis merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Dari hasil survey ternyata tingkat minat menulis dan membaca di Indonesia masih sangat memprihatinkan.
Data hasil penelitian dari tahun 2006-2012 menunjukkan rendahnya minat baca yang mencengangkan. BPS telah mencatat 85.9% masyarakat Indonesia memilih untuk menonton TV, 40,3% mendengarkan radio, dan hanya 23,5% membaca Koran. Pada Tahun 2011 data yang dikeluarkan oleh UNESCO indeks membaca orang Indonesia hanya 0,001 yang berarti dari seribu masyarakat hanya satu yang minat untuk baca buku.

Hal ini tentu jauh berbeda dengan tradisi menulis di berbagai negara maju. Indonesia yang penduduknya 250 juta jiwa hanya menerbitkan 18.000 judul buku. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduknya maka kita masing sangat jauh ketinggalan dengan Jepang yang mampu menerbitkan 60.000 judul buku, sementara Inggris jauh lebih besar lagi, mencapai 110.155 judul buku per tahun.

Rasakan Manfaat Membaca dan Menulis

Tidak bisa disangsikan lagi betapa besar manfaat membaca ditinjau dari kesehatan seperti meningkatkan kemampuan memori, menjaga keremajaan otak, meningkatkan kemampuan analisa, meningkatkan fokus dan konsentrasi, Menjauhkan risiko penyakit Alzheimer.
Menulis juga memberikan banyak manfaat, salah satu diantaranya adalah menulis sebagai terapi pikiran dan hati. Banyaknya persoalan yang dihadapi secara pribadi maupun di masyarakat tentu membuat hati “galau” dan pikiran jadi stress. Efek dari kegalau hati dan runyamnya pikiran adalah luapan emosi yang tidak terkendali atau penyakit-penyakit tertentu yang sumber pemicunya adalah dari kondisi pikiran seperti penyakit maag atau sariawan. Hal ini banyak dialami oleh setiap orang terutama di kota-kota besar yang penuh dengan beban hidup, kemacetan, tekanan sosial dan pergaulan.

Secara ilmiah sudah banyak penelitian yang telah dilakukan yang menunjukkan bukti bahwa dengan menulis dapat dijadikan terapi , khususnya yang berkaitan dengan masalah mental seperti perasaan tertekan, emosional, peristiwa traumatik dan sebagainya.
Menurut Karen Baikie, seorang clinical psychologist dari University of New South Wales, menuliskan peristiwa-peristiwa traumatik, penuh tekanan serta peristiwa yang penuh emosi bisa memperbaiki kesehatan fisik dan mental. Dalam studinya, Baikie meminta partisipan menulis 3-5 peristiwayang penuh tekanan selama 15 – 20 menit.

Hasil studi menunjukkan, mereka yang menuliskan hal tersebut mengalami perbaikan kesehatan fisik dan mental secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang menulis topik-topik yang netral. Menurut Baikie, terapi menulis ekpresif ini akan meningkatkan kadar stres, suasana hati yang negatif, gejala-gejala fisik, serta penurunan suasana hati yang positif di tahap awal. Akan tetapi, dalam jangka panjang, banyak studi yang telah menemukan bukti mengenai manfaat terapi menulis bagi kesehatan. Parapartisipan melaporkan merasa lebih baik, secara fisik maupun mental.

Menulis, menurut peneliti dari Universitas Texas, James Pennebaker, bisa memperkuat sel-sel kekebalan tubuh yang dikenal dengan T-lymphocytes. Pennebaker meyakini, menuliskan peristiwa-peristiwa yang penuh tekanan akan membantu Anda memahaminya. Dengan begitu, akan mengurangi dampak penyebab stres terhadap kesehatan fisik Anda.

Untuk memulai menulis tidak ada aturan baku atau dibatasi oleh usia. Menulis juga tidak harus yang panjang dan ilmiah yang justru bikin pusing kepala tapi menulis bisa dimulai dari hal-hal yang ringan dan dikuasai, materi bisa bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari. Bang Jonru menjelaskan agar menulis bisa dijadikan sebagai terapi untuk hati dan pikiran maka ada beberapa syarat yang harus diperhatikan. Pertama, perhatikan bahasa yang digunakan, hindari bahasa negatif dan usahakan bahasa gunakan positif yang dapat mempengaruhi pikiran bawah sadar . Kedua, tidak perlu memperhatikan EYD atau mengikuti kaedah penulisan karena yang paling penting adalah aspirasi dan keinginan berupa bahasa-bahasa hati tersampaikan lewat tulisan.

Dengan menulis, mengasah otak kiri yang berkaitan dengan analisis dan rasional. Saat melatih otak kiri, otak kanan akan bebas untuk mencipta, mengintuisi, dan merasakan. Singkatnya, menulis bisa menyingkirkan hambatan mental dan memungkinkan kita menggunakan semua daya otak untuk memahami diri sendiri, orang lain, serta dunia sekitar kita.

Melampiaskan kekesalan, curhat, bersedih, bergembira semua bisa dituangkan melalui tulisan. Kalau dulu biasanya curhatnya dengan buku diary, sekarang bebagai sarana tempat menulis tersedia, bisa melalui media sosial seperti facebook atau twitter, blog dan sejenisnya. Dari hasil penelitian menulis 20 menit sehari sudah cukup dijadikan sebagai saran melepaskan beban pikiran. Bahkan dari hasil curhat menulis muncul karya-karya berupa buku yang menjadi Best Seller sebut saja buku-buku tulisan Asma Nadia.

Kebiasaan membaca & menulis sudah harus di mulai dari sekarang, tidak penting berapa usianya dan apa pekerjaan tapi yang paling penting membiasakan menulis agar Indonesia maju dalam hal kepenulisan dan tentunya menulis bisa dijadikan sebagai sarana terapi untuk mengelola pikiran dan hati agar bisa lebih tenang, damai.